Time DOES Flies
Ternyata aku udah 3 taon kerja di Jogja, uh,,,I
neva think before, selama aku kerja, ini yang terlama.
Selama 3 taon udah 3 kali ganti kosan. Pertama dulu,
awal-awal, kosan dicariin sama kantor, dibayarin kantor, letaknya di Desa
Wisata Kasongan. I was amazed, all the people in the tourism village did
handicraft made of any materials. Mereka super kreatif. Someday, if you go to
Jogja, I highly recommend you to come to Kasongan. Bisa nyari handicraft apa aja,
mulae dari harga 1000 (ya 1000!), sampe jutaan.
Kosan yang murah dan sederhana. Bandara yang
nyaman, kecil, pun tidak ramai. Hanya 3 kamar yang disewakan disitu. Waktu itu
aku tinggal bersama keluarga Ibu Kos. Hmm, they were like my new family.
Bandara,
tempat untuk transit. Ada yang sebulan, 3 bulan, 6 bulan lebih lama karena
mungkin pesawatnya delay. Aku termasuk lama transit disitu, mungkin sekitar 8
bulanan. Entah waktu itu, aku nunggu pesawat yang mana. Tak banyak waktu untuk
mengenal mereka. Kenalan dengan berbagai orang, temenan, sesaat. Memutuskan keluar dari situ, karena pengen
nyoba bandara lain. As you could imagine, Jakarta airport is different from
Papua airport. Seperti itu.
I then moved to the second airport. Bandara yang
dekeeet banget sama kantor. Jalan kaki palingan Cuma lima sepuluh menit. Bandara yang totally different dengan
sebelumnya. Disitu ada sekitar 25 kamar yang disewakan. Bandara yang lebih
luas, rame, fasilitas lengkap, and not too expensive. What do you think?
Perfect? Superb perfect? Hmmm, NO for me. Hanya bertahan sebulan di bandara
itu. Ada banyak alasan ketika yang keliatannya perfect itu terasa sangat tidak
nyaman. Aturan yang banyak, Jam malam, Penjaga-penjaga yang aneh, and so on and
so on. Something I really like from the airport is, aku masi keep in touch
dengan beberapa orang yang dulu pernah transit disitu. Sekarang, mereka juga sudah menemukan
bandara yang baru, yang dirasa nyaman, walaupun kelihatannya tidak se perfect
bandara sebelumnya.
Sekarang aku sedang sangat menikmati transit di
bandara yang ketiga. Letaknya cukup strategis, dekat kemana saja. Ke kantor, ke
terminal jika akan mudik, ke sanggar jika ada latihan nari, ke keraton,
alun-alun, taman sari dll jika akan refreshing, ke minimarket jika akan belanja
kebutuhan sehari-hari. Oh ya, harganya 2 kali lipat lebih dari harga sewa
bandara pertama. Ada 5 kamar yang disewakan. Fasilitas yang lumayan, lengkap,
bersih, tidak banyak aturan, dan ibu kos yang helpful.
Beberapa bulan yang lalu, hmmm, mungkin dua bulanan
yang lalu, ada seseorang yang sebulanan transit di sebelah kamarku. Namanya
Mbak Puana. Orang Makassar dan mau nerusin S2 di UGM. She was kind, cheerful,
humble, so thin, and a good friend to talk to. We talked very well. Kami
bercerita tentang apa saja. Musik, film, hobby, pengalaman, kota tinggal
masing-masing, penulis favorit, cita-cita. Kita pergi nonton acara seni, hang
out ke tempat-tempat wisata di Jogja, dia pernah nginep di rumahku boyolali,
and wow, we did it only around a month. I like the way how Makassar people
talk. Selalu ceria, dengan nada yang besar, semacam penuh kebahagiaan
hahhahha... yea, she said, she liked writing also, someday I should read it.
On last Monday, i got texts from her. She asked me
about how I’m doing, and also about Jogja. Ya, she misses this exotic Jogja a
lot. Sayangnya dia nggak lolos ujian masuk S2 UGM. It means kami tidak akan
bertemu dalam jangka waktu yang dekat. Oh ya, something I like to re read her
last text is, she invited me to look around Makassar. Hehhehe, someday, hope I
got the chance, and could come to her house also.
Bandara –Bandara-Bandara
Pertemuan – perpisahan- pertemuan – perpisahan
Hello – bye – hello - bye
Tempat transit yang memberi banyak pengalaman
hidup. Tempat yang mengajari bahwa nggak selamanya yang kelihatannya sempurna
itu nyaman. Nggak selamanya teman yang kenal lebih lama, masi inget pas udah
lama nggak ketemu. Bisa jadi temen yang baru kenal sebentar malah lebih akrab
seperti yang aku alami, hehehhee..
Anyways, kamu pernah tinggal di bandara?
No comments:
Post a Comment