tweeter : @lislustya // facebook : Rahayu Sulistyawati // Skype : tya.dekorasia

Saturday, March 29, 2014

6. I Love You, Ibu

LisLusTya


1.     Aku sengaja tidak pulang minggu ini. Aku sengaja tidak pulang minggu depan. Aku membiarkan poni memanjang, supaya saat aku pulang, kau memotongnya dengan gunting kainmu. I love you, Ibu.
2.    Salah satu hal yang menyenangkan di dunia ini adalah saat fitting baju buatanmu. I love you, Ibu.
3.    Kemarin kau pernah cerita, saat di Sekolah Dasar dulu, kaulah juaranya selama 6 tahun. Ikut lomba ini itu. Aku sepertinya tak akan pernah mampu menjadi juara sepertimu. You’re the best I’ve ever had. You’re the smartest. I love you, Ibu.
4.    Suatu sore yang menyenangkan saat mudik. Kau menjemputku di pemberhentian bus yang jaraknya setengah jam dari rumah. Aku merasa aman dibalik punggungmu saat naik motor. Satu hal, kau mengendarai motor lebih cepat dibanding Ayah. I love you, Ibu.
5.    Kau jago sekali membuat sop macaroni dan sambal ekstra pedas. I love you, Ibu.
6.    Kami punya pohon sawo di depan rumah. Waktu Ayah masih merantau, kau dengan lincah memanjat pohon, memetik sawo sawo yang sudah masak. Berkeranjang keranjang. Itu sebabnya aku juga berani dan bisa memanjat. Yang paling absurd yang pernah kulakukan adalah, dulu waktu masi SMP, naik ke atas pohon sawo dan membuat “istana” yang nyaman untuk diduduki. Pohon sawo itu kuat. Aku sering berada di istana dan membawa buku buku, termasuk buku pelajaran. Aku membaca keras keras termasuk membaca materi pelajaran. I love you, Ibu.
 
Kemarin aku memotret Ibuku lebih dari enam kali, ini salah enamnya yang aku kolase jadi satu. I love you, Ibu
How do you describe your mother?
Oh ya, happy long weekend

Written in office
Sat 29/3/2014
 

Saturday, March 15, 2014

Konsisten, Sittingonbenches

LisLusTya


What’s the special of benches? Chairs? Stools?
Today, March 15, 14, somebody lives / from USA loved one of my picts on IG. As usual, if people love my picts, I’d be so curious to see / love their picts back. I’d love once, or sometimes when I find many interesting picts, would do loving more than one.
Back to the guy! Ya, someone who has IG account called “sittingonbenches” impressed me. All his picts are about sitting on benches. Different benches have own unique one.
I love the way he sat on the benches. I bet, when he found benches everywhere, he practiced a style, asked his friends to take a best shoot, and edited it to be great.
Nice thought then.
--------------------klik--------------switch to Indonesian------------------------------
Orang seperti itu semacam konsisten sekali ya, hehehe. Jadi, kalo sukak bench ya photo-photonya tentang bench saja. Kalo dia duduk di bench yang belakangnya pantai, itu bonus. Good scenery good bench. Orang kayak dia kalo kemana aja yang dicari bench dulu mungkin, selain bisa duduk jugak bisa photo2. Ke mall, nyari bench. Ke pantai nyari bench. ke taman nyari bench. ke ruang guru nyari bench. Ke gunung nyari bench *gagitujugakkalik*. Soal benches, pastilah dia motonya nggak asal asalan. Angle yang bagus, warna, dll. Jadi hasil photonya bener2 keren.
Selain itu, aku pernah liat jugak, IG account yang semua photo2nya tentang sepatu. Bukan, bukan onlenshop. Beda ya, photo2 barang jualan sama yang bukan. Ngerti kan? Kalo nggak, coba tanya singa yang mengaung dulu sambil mam srabi :/
Aku sendiri, jujur, bukan orang yang seperti itu si *emo malu*. Bukan tidak konsisten, tapi kurang konsisten. Aku cenderung tertarik dengan semua hal. Gampang tertarik tepatnya :s:/
Liat rumput dipoto. Liat sepeda orang dipoto. Liat jari2 sendiri dipoto. Liat makanan apalagi. Liat sepatu dipoto. Nonton pertunjukan seni apapun dipoto.  Liat muka sendiri dikaca dipoto :I :I :I
Nggak heran baru kemarin join IG, photo yang diupload udah sampe 250 aja. Padahal temen2 yang udah maenan IG dari lama palingan photonya 100 an, ahahahha. Ahahahha. Ahahhaha. Ahahahhaha. Ha. Ha. Ha. Ha :/
Mungkin kalo IG bisa ngomong, dia bakal bilang “Lus, aku lelah bersamamu -____-“
Huks. Setiap hari nge IG (kalo ada sinyal). Liat2 photo sendiri yang diupload, iya si nggak ada yang bermutu, tapi ada yang nge love jugak :D. Alasan mereka ngelove mungkin kalo nggak terpaksa, iseng, atau kasihan kali ya =)) =))
Aku jadi mikir *tumben*, kalo dinilai dari range 10-100, mungkin narsisku diangka 157.5. narsis setengah mampus. Terbukti kemarin 3 hari ke SG, photo yang dihasilkan adl 1.000 an lebih *emo ngakak sambil ngemut kampong*
Kata temen saya yang seorang dokter absurd, si Astro “Lu situ background enggak banget aja photo, apalagi Singapore”. #jleBBBB
Hehehhe, itu aku. Kalo kamu tipe orang yang seperti apakah? Konsisten saklek kek “sittingonbenches”? random? Suka suka? Atau gimana?
Oh ya, happy weekend yes. Mau mudik nih aku. Mudah mudahan nggak ujan. Beberapa temen udah ngajakin kesitu dan kesini. Yang satu ngajakin ke festival kuliner di Solo, yang satu ngajakin makan mieayam. Kenapa semua tentang makan dan makanan yaa??!!!!
But the happiest thing is, I could kiss my parents. My mother texted me that he has made a new dress for me. Whaaa…fitting baju buatan Ibuku itu menyenangkan sekali. Dicobain dan ngaca berkali kali.
Mmmm, ini bahagiaku. Apa bahagiamu?
Caption Photo : I’m leaving some spaces on this bench for you. The right side is for my lovely parents, the left one is for my boy friend and friends. Would  you sit together with me on this bench?*uhuk*

Note : The two photos are taken from IG sittingonbenches
 

Tuesday, March 11, 2014

Touching, Absurd

LisLusTya
Entah berapa tahun yang lalu, saat jalan bersamanya, aku sering sekali melihatnya melakukan hal sepele yang kadang, mmm aku sama sekali nggak pernah kebayang. Ya, hal sepele seperti saat kita jalan, lalu ada orang yang sedang membawa barang dan barangnya jatuh, dengan senang hati dia membantu memungutnya. Aku hanya terbengong-bengong.
Bantu orang itu ya bantu aja, nggak usah kebanyakan mikir ini itu. Kalo ada orang tabrakan dan kamu masi mikir untuk nolong, orangnya keburu sekarat” ucapnya
Tuh, tolong sana”
Kok nggak kamu aja. Tapi aku mau sih nolongin” jawabku agak bingung. Aku berusaha menetapkan hati mau nolong, sudah siap melangkah dan tiba tiba orang lain datang dan duluan menolongnya.
Itu kejadian waktu aku jalan bersamanya kesekian kali dan saat ada orang buta mau nyebrang.
Kamu kelamaan mikir, belajar tanggap dong “ dia memarahiku.
Tahun berlalu, dan sayang aku sudah tidak jalan dengannya lagi Kita punya jalan sendiri sendiri, tapi sikapnya terhadap hal sepele seakan mengikuti jalanku. Misi baru. Hahahha, mungkin terlalu incompetent jika disebut misi. What he has done touches me. Sekarang, saat berangkat atau pulang kerja naik bis, aku selalu kasih tempat duduk ke orang yang lebih membutuhkan. Yup, memberi bangku kepada orang lain kemudian menjadi hobiku. Tak jarang di satu bis yang padat, banyak para orang tua berdiri, hanya aku yang memberikan bangkuku, padahal banyak yang lebih muda dariku, dan dengan nyamannya mereka cuek duduk dibangku.
Mbak, mbak, tolong panggilin Ibu itu!”
Bu, pakai kursi saya saja!”
Aku memanggil mereka keras-keras ditengah padat dan kebisingan suasana bis seraya diikuti tatapan tatapan semua orang. Entah tatapan apa itu. Dalam hati aku hepi, semacam menebus hal hal kecil dimasa lalu yang dulu ingin kulakukan tapi nggak pernah kulalukan. Well, that feels good. Memberi itu menyenangkan J
Dia mengubahku. Dia mengubahku. He touches then inspires me. Dia, pacarku yang dulu menemaniku jalan selama sembilan tahun.
R”
                                                                                                                                                                                                                       
Pengen nulis yang iseng. Pengen iseng-iseng nulis. Akirnya kepikiran kata “touching”, “absurd”. Lucu juga jika nyeritain kisah hidup teman yang bertemakan ketiga kata itu, tidak hanya kehidupan diri sendiri. Tapi aku penulis yang gagal. Dari sekian teman yang dimintain jadi narasumber, hanya satu yang ceritanya aku mengerti. Yea, teman berinisial “R” yang ceritanya aku tulis diatas. Sisanya, mmm cenderung bingung mau nyeritain apa, sisanya lagi nggak mau, sisanya lagi katanya nanti kalo udah ada waktu tapi akirnya sampai sekarang nggak ada cerita, sisanya nyeritain cerita absurd tapi banyakan ketawanya daripada ceritanya. Sialnya aku tetep nggak mudeng wlp dia udah cerita terbahak bahak versi emoticon. Maklum, nyari narasumbernya by chatting hehehe… sisanya udah abis, sampe nggak bersisa lagi #halah
Touching. Cerita “R” selain touching juga inspiring. Great, thanks for sharing *emo peyuk*
Kalo aku, sebagai seorang perantau, touching itu ketika aku berpisah dan bertemu kedua orang tua. Saat balik ke tempat kerja, pamitan dan aku cium tangan beliau, saat mudik dari tempat kerja dan bertemu beliau dirumah, lalu aku cium tangan beliau jugak. Saat mencium itu moment yang paling touching. Semarah apapun, sesumpeg apapun, secapek apapun karena semua hal (pelik) hidup, bisa jadi adem dihati. That’s that. you may say that I lie, but that’s true. I feel like in a big heaven...
Absurd? Aku gagal cari narasumber di tema absurd. Untuk aku sendiri, pernah suatu hari Sabtu (22/2/2014), pada musim hujan, mudik dari Jogja ke Solo. Hari Sabtu aku masih kerja sampai sore, dan biasanya malas untuk makan siang karena sorenya akan makan masakan Ibu. Tapi saking kelaperannya, saat dijemput Ibu pake motor, ujan deres, pakai jas ujan, berenti di Pasar untuk beli “fried chicken” yang harganya berkali kali lipat lebih murah dari fried chicken di Fast food stall di Mall. Sepanjang perjalanan dari Pasar kerumah aku makan dibalik jas ujan. Ngerikitin kayak tikus, hahhahaa…walaupun sambil kecampur air ujan. Aku bahagia banget dibalik punggung Ibuku waktu itu.