Dihabiskannya dua
botol air mineral ukuran sedang dengan cepat
Memang tidak begitu
haus
Cuma berharap
kejernihannya mampu menyegarkan kedua matanya yang perih
Bukan karena abis
menangis
Tidak juga karena
kontak lensanya yang sudah keruh
Hmmm,,,tapi karena
tempat ini
Ya, tempat ini
Mendung
Dingin
Dan akirnya hujan
Lehernyapun sepaham
Tak bisa menopang
kepalanya untuk berdiri tegak
Begitu juga dengan
sekujur kulitnya
Memerah gatal akibat
hawa dingin yang menusuk
“Huhh, alergi yang
menyebalkan” keluh si Badut
Dia tampak berusaha
menikmatinya
Belum tentu musim
hujan tahun depan dia masih berada ditempat ini pikirnya
Tempat ini tidaklah
seperti istana yang kau bayangkan
Tapi tempat ini
adalah sebuah kapal sederhana
Yang dayung
dayungnya terbuat dari bambu
Bambulah yang
menciptakan semangat disini
Bambulah yang
menyatukan nafas-nafas pejuang kehidupan
Bambulah yang
mempertemukan dua nahkoda hebat sebagai pengemudinya
Bambulah yang
membawa badut bertemu dengan sahabat-sahabat baru
Bambulah yang
membuat badut belajar banyak hal selama berlayar
20 September 2010
Badut resmi
melangkahkan kakinya naik ke kapal bambu ini
Dia memutuskan ikut
berlayar dengan pengharapan yang penuh
Ya, penumpangnya
tidak terlalu banyak
Penumpang cewek
hanya ada 4 orang termasuk dirinya
Wajah-wajah baru
mulai ditatapnya
Mereka baik
Mereka bersahabat
Mereka polos
Mereka pejuang
pejuang hebat
Mereka pintar dan
kreatif
Mereka tangguh dan
ulet
Lalu, bagaimana
dengan dua nahkodanya?
Mereka tak kalah
hebat
Mereka kompak
Berlayar dengan satu
tujuan pasti
Mencapai pulau yang
damai dan sejahtera
Mencapai kebahagiaan
Tidak untuk mereka
sendiri
Tapi juga untuk para
penumpangnya
Sangaaaaaat menarik
Badut akan mengisi
buku hariannya dengan mereka semua
Walaupun ada sedikit
rasa takut awalnya
Badut mendapatkan
tempat duduk yang nyaman di dalam kapal
Kapal bambupun
melanjutkan pelayaran
Semuanya berjalan
lancar
Semua semangat
Perlahan Kapal bambu
mulai di renovasi
Dibenahi bagian yang
bocor
Di cat sana sini
Terlihat lebih
bagus, tapi tetap sederhana
Dan dalam
perjalanan, ada beberapa penumpang yang memutuskan untuk gabung
berlayar
Bagian
dalam kapal bambu
Entah sampai di
kilometer keberapa
Ombak besar
menyerang
Aman hehe..dua
nahkoda hebat dengan sangat mudah berhasil melaluinya
Angin kencang
menyerbu
Masih tenang
hehehe,,, dua nahkoda hebat berhasil menaklukkannya walau sedikit ada
selisih paham
Kali ini hujan lebat
turun
Kapal bambu mulai
oleng
Selisih paham juga
muncul diantara penumpang
dan dua nahkoda
Mereka ikut larut
dalam kebingungan
Ada yang menyalahkan
tangan kanan nahkoda
Ada yang menyalahkan
nahkoda
Ada pula yang beradu
argumen dengan badut
Dan akirnya badai
besar menantang
Satu penumpang
memutuskan keluar dan turun dari pelayaran
Bertekad mencari
kapal baru yang lebih kuat
Kapal baru yang
lebih baik dan tidak mudah goyah dari terpaan apapun
Bertekad mewujudkan
mimpi besarnya mencapai pulau damai dan sejahtera serta puncak
kebahagiaan lebih cepat
Kapal bambu terus
dan terus berlayar
Takkan mungkin
mundur ke dermaga
Mundur sedikit
berarti nafas kehidupan akan musnah
Para penumpangnya
akan pulang sia sia dengan rasa kecewa
Dua nahkoda mencari
kemudi masing masing
Nahkoda satu ingin
berlayar ke barat
Nahkoda dua ingin
berlayar ke timur
Walaupun sebenernya
pulau yang mereka tuju adalah satu
Pulau yang sama
persis
Bagaimana dengan
para penumpangnya?
Sebagian dari mereka
enggan ikut berlayar
Kadang mereka turun
dari kapal sebentar
Beristirahat
Mencari ketenangan
Kemudian naik lagi
Mungkin karena belum
menemukan kesempatan dikapal lain
Lalu, apa yang
terjadi dengan Badut?
Berada ditengah
tengah dua nahkoda
Mencoba
menerjemahkan bahasa keduanya
Walapun kamus mereka
takkan pernah sama
Heyy, bulan Desember
sudah dekat
Itu berarti waktu
kapal bambu untuk berlayar dilaut tinggal sebentar lagi
Semua tergantung
dengan kedua nahkoda
Apakah mereka akan
membelah kapal bambu ini menjadi dua dan mengemudikannya sendiri
sendiri
Atau mereka akan
saling merapat berangkulan untuk melanjutkan pelayaran yang belum
rampung
Entahlah
Bisa jadi nahkoda
satu akan membawa setengah kapal bambunya
Memperbaikinya
dengan memperbanyak bambu bambu kokoh sebagai penyangganya
Dan memutuskan
berlayar di laut yang berbeda
Atau nahkoda dua
akan tetap bertahan dilaut yang sama
Memperbaiki setengah
kapal bambunya agar menjadi utuh lagi
Sehingga kembali
siap menerjang ombak, angin kencang, hujan lebat dan badai besar
“Kamu tenang saja”
ucap nahkoda satu kepada badut.
“ Kamu support aku
mencari laut baru, biar kita bisa berlayar disana. Tapi pasti nanti
kamu akan diminta nahkoda dua untuk menemaninya berlayar”
lanjutnya.
Badut terdiam lama
Memutar mutar kedua
bola mata sayunya
“Aku akan ikut
yang bersedia saya ikuti,,hahahaha” jawabnya kemudian dengan
candaan yang sama sekali tidak lucu
Apapun itu
Kadang sedih memang
mulai membayang dipelupuk matanya
“Banyak kenangan
dikapal bambu ini” batinnya.
Keceriaan
Lucu
Senang
Sedih
Males
Bosan
Marah
Godaan genit
Berbagi sesuatu
Muka manis tapi
menggunjing dibelakang
Akh,,,,takkan pernah
bisa ditulis satu persatu
Kapal bambu yang
sederhana
Pengalaman hidup
yang takkan pernah terlupakan
Karena disana,
bertemulah badut dengan pelakon pelakon realita kehidupan yang sangat
luar biasa.
Pelakon pelakon yang
sebenarnya
Karena disana,
lembaran lembaran buku hariannya tergores dengan tinta warna warni,
bahkan emas
Kapal bambu
Ladang menimba dan
berbagi ilmu
Tempat menaruh mimpi
mimpi
Berharap dia bisa
mengantarkan dua nahkoda dan para penumpang ke masa depan yang
bersinar
Kapal bambu
Terus semangatlah
berlayar
Jelajahilah lautan
lepas dan samudra
Bawalah nahkoda dan
para penumpang berkeliling dunia
Beritahu jagad ini,
bahwa kamu sangat kuat dan tak terkalahkan
Kapal bambu
Transportasi
kehidupan
Dayung-Dayung
bambu
@Office
Dedicated to my two
bosses (you bosses are super men), my great office friends (you guys,
pleased to meet you all), the person
who rents the factory
(you’re so pleasant), all people whom I ever met in the office.
Thursday, 10/11/11
Dengan
berakirnya tulisan BADUT PART 6 ini, maka berakir pulalah tulisan
badut-badutan hehehehe...hampir semua tulisan aku tulis dikantor yang
waktu itu masih di Sribitan. To my two bosses : maap kalo pas
dikantor saya nulis beginian hahhahaha, tapi nulisnya pas udah mau
jam pulang kok :D #ngeles