“Ya
iyalah, itu cara untuk menghidupkan hidup. Travel a lot. Hunting
makanan yang belum pernah dicoba. Makan makanan favorit berkali-kali”
ucapnya setelah menyeruput blue ocean icenya.
“Oh
ya, tadi pagi aku menang taruhan pas maen golf. Nggak banyak si,
hehhee...Cuma 10.000 an. Cuma iseng, dan aku dapet sekitar 100.000
an. Mayaaan” lanjutnya sambil mengambil beberapa potong french
fries lalu dimakan.
“Trus,
ntar weekend aku mo ke Dieng. Kamu pernah kesana? Ada telaga warna,
pengilon, dan pertapaan goa Mandala Sari. Ada bukit Sidengkeng. Hal
menarik lainnya, ada komplek Candi Arjuna, dimana itu adalah Candi
hindu tertua di pulau Jawa. Kalo lapper, kita bisa makan mie ongklok
disana. Pagi2 bisa liat fajar di bukit Sikunir, menikmati Golden
Sunrise negeri di atas awan. Asik lho naek turun bukit. Bisa hunting
foto di telaga cebong, di padang Savanna. Semuanya keren. Itu hidup.
Itu hidup, hahahhahaha” ungkapnya bergairan lalu diakhiri dengan
ketawa lebar.
“Sekarang
giliran kamu!”
“Ha?
Akuh?”
“Iya,
sebutin satu hal aja yang menurutmu itu sadness!”
“Hah?
Sadness? Kenapa sadness?” tanyaku agak kaget.
“He-eh.
Biar balance. Tadi kamu tanya aku tentang happiness, sekarang aku
tanya kamu tentang sadness”. Dia menjelaskan sambil mengambil
selembar tissue.
“Hmm,
OK” jawabku sambil menarik napas agak panjang.
“Menurutku,
sadness itu adalah mmmmm ketika mmmm, laper” jawabku sambil
menyendok sisa sisa lasagna.
“Hahhhahhhaa,
dasar” ketawanya lebar sambil noyor kepalaku.
This
CerSing was made in boarding house. Last fasting night in Jogja,
karena keesokannya mudiiikkkkkkk......happyh mudik kalian semua yang
menjalankan
ini jugak CerSing edisi ngayal ngayal babu ntar pas weekend ke Dieng,
lol...
No comments:
Post a Comment