tweeter : @lislustya // facebook : Rahayu Sulistyawati // Skype : tya.dekorasia

Thursday, March 21, 2013

Just The Way You Are

Aku lemah terbaring di atas ranjang putih. Tak ada daya sedikitpun yang menaungi tubuhku. Bahkan hampir tidak bisa membedakan apakah aku masih hidup atau tidak. Lingkar tanganku yang dulu padat berisi, kini menyusut dan tampak tulang-tulangnya. Rasanya sakit. Sakiiittt banget. Belum lagi ditambah lidahku yang menolak rasa makanan apapun. Semuanya berasa pahit. Akirnya aku menyerah. Pasrah. Tak mau lagi aku mencoba mengisi perutku.
Wajahku pucat. Kedua bola mataku pun tak lagi jelas memandang jarak jauh. Hanya ketebalan selimut yang menolongku mengusir pekatnya rasa dingin disini. Diruangan ini. Sudah empat hari aku terbaring disini, diruangan ukuran 6 m X 6 m ini. Tapi rasanya seperti setahun. Ruangan ini semakin membuat jenuh karena nyaris tak ada hiburan. Tempoknya putih pucat, sepucat wajahku. Dan udara disni sudah terkontaminasi dengan obat-obat yang setiap sehari 3X harus kuminum.
Berkali kali mataku mencoba menangkap sosok yang berjalan kearahku. Tapi berkali-kali juga gagal. Kepalaku malah semakin pusing. Tapi semuanya menjadi semakin jelas saat sosok itu berjalan mendekat dan lebih mendekat. 
Cowok yang enggak tampan, tapi berkarakter dan terlihat cerdas. Cowok itu memakai T-shirt warna favoritku, putih dan celana jeans panjang. Wajahnya agak sedih, tapi dia berusaha menyembunyikannya. Dia menenteng gitar berwarna hitam. Padahal aku tau, dilarang membuat kegaduhan ditempat ini. Dia terus berjalan mendekatiku, sampai kemudian duduk dikursi sebelah ranjangku. Perlahan dia mulai memainkan gitarnya.
 
Jreng..jreng..jreng…tangannya dengan piawai memetik senar-senar gitar kebawah, keatas, kebawah lagi. 
Oh, your eyes, your eyes, make the stars look like they're not shining 
Your hair, Your hair, falls perfectly without her trying 
You’re so beautiful, and I tell you every day 
Dia mulai mengeluarkan suaranya. Lagu Just The Way You Are nya Bruno Mars dipilihnya. 
Yeah, I know, I know, when I compliment you, you won't believe me
And it's so, it's so, sad to think that you don't see what I see
But every time you ask me do I look ok, I say 
Kemudian dia berhenti. Berhenti bernyanyi dan berhenti juga memainkan gitarnya. Kedua matanya yang tajam menatapku dalam, seolah memberi semangat agar aku bisa terus hidup.
Dia kembali bernyanyi perlahan dan sedikit mengurangi volume suaranya. Seakan menegaskan kalo dia sedang bernyanyi dari hatinya untukku. 
When I see your face, there's not a thing that I would change
Cause you're amazing, just the way you are
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
Because girl you're amazing, just the way you are 
Dia berhenti bernyanyi lagi. Kali ini, tangan kanannya memegang tanganku. Tak satupun kata keluar dari mulutnya memang, tapi aku bisa merasakan semangat yang dia berikan melalui sentuhannya yang hangat. 
Your lips, your lips, I could kiss them all day if you let me 
Your laugh, Your laugh, You hate but I think it's so sexy 
You’re so beautiful, and You tell her every day 
Sekarang dia bernyanyi tanpa iringan gitar. Karena tangan kanannya masih terpaut dengan jari jemariku.
Aku tersenyum, walopun aku mau muntah karena tak tahan dengan bau obat diruanganku. 
Oh, you know, you know, you know, I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for then just stay the same
So, don't even bother asking if you look ok
You know I'll say 
Dia tetap saja memegang tanganku, bahkan kali ini lebih erat dan semakin erat. Aku merasakan sesuatu,,mmm,,seperti energi positif yang dia tularkan lewat tangannya. Aku seperti punya kekuatan baru yang bisa menopang seluruh tubuhku yang lemah ini untuk bangkit. 
When I see your face, there's not a thing that I would change
Cause you're amazing, just the way you are
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
Because girl you're amazing, just the way you are
The way you are, the way you are
Girl you're amazing, just the way you are 
Dia melepaskan tangannya, walopun sebenernya aku nggak ingin. Dia kembali melanjutkan lagu indah itu dengan gitarnya. Tapi satu hal, seperti ada magnet diantara mata kita, matanya tak pernah lepas sedikitpun untuk menatapku. 
When I see your face, there's not a thing that I would change
Cause you're amazing, just the way you are
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
Cause girl you're amazing, just the way you are. 
Ending yang keren dan menyentuh. Lagu itu tuntas seiring dengan petikan gitarnya. Dia menaruh gitar disamping kursi yang didudukinya. Dia kemudian berdiri disebelahku. Mencium keningku agak lama. Lagi, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Tapi buat apalah banyak kata. Ada sesuatu hal yang tak harus diungkapkan dengan kata-kata. Dan juga ada hal yang tak perlu diberi nama. Karena aku bingung, nama apa yang pantas untuk mendeskripsikan perasaanku saat dia mencium keningku barusan.
Cut cut, break dulu. Actingnya sukses. Tepuk tangan dulu dong”. Ucap sang sutradara yang segera disambut tepuk tangan semua crew.
 *piktip aja ciiing* 
Hihihihiii, demi apa jam 3 pagi nulis nulis nggak jelas kayak gini. Mmmm, antara g bisa tidur, laper, pengen cepet cepet lari pagi, dan pengen ada cowok yang nyanyiin lagu itu, sigh!!*
Re-write , March 17, 2013 at 03.02 AM

No comments:

Post a Comment